Rabu, 19 November 2008

Apakah aku dapat melupakan, melalaikan dan mampukah aku mempertahankannya?

Sangat menyenangkan melihat seekor burung terbang ke angkasa,
Bebas mengepakkan sayap
dan menatap awan. Kadang menukik mencari mangsa, kadang sekedar melatih inderanya dan Aku kagum, burung tak pernah salah pulang ke sarang. Bukan karena sekedar cintanya pada rumah.

Burung kembali ke sarang karena ada anak dan keluarganya.
Sebenarnya tak ada yang berubah, kecuali umur yang bertambah lebih tua.
Sebenarnya tak ada yang berubah, termasuk cita-cita, harapan dan keinginan2 sederhana.
Sebenarnya tak ada yang berubah, termasuk keinginan untuk tak berpaling
Dan
Sebenarnya tak ada, aaH jadi apa sih sebenarnya yang terjadi?

Kegelisahan adalah ibarat sebuah pengalaman menelan buah yang belum matang. Pahit, kecut, masam, dan
Kegundahan adalah buah dari kegelisahan yang berkepanjangan.
Tak ada gunanya menahan kegelisahan dan kegundahan.
Jika itu adalah sebuah keinginan sepihak.

Aku sudah cukup malu untuk meminta pertolongan dari Tuhan
Dan kali ini aku mungkin harus mengikhlaskan,
bukan untuk melupakan atau melalaikannya
Berpisah adalah kata dan perbuatan menyakitkan namun
Bisa jadi adalah sesuatu yang cukup bijak untuk sebuah kebaikan bersama.
Mempertahankan sebuah bangunan yang rapuh dan
suatu ikatan yang tidak kokoh hanyalah membuang waktu dan tenaga.
dan
Belajar untuk memahami kegagalan mungkin akan berguna, walaupun rasanya cukup pahit!
Semoga ini hanya sebuah mimpi, karena aku tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi?
Kecuali bahwa hidup harus terus berjalan!.

Jumat, 14 November 2008

Antara phrasa satu dan lainnya tidak akan berdiri sendiri

Hari ini aku sedang agak malas membahas bermacam persoalan kesehatan reproduksi ternak. Bukan karena hujan yang semakin sering membuat masalah mulai banjir, aliran listrik sampai demam dan flu sehingga neuronku agak penuh sesak dengan Paramex atau Neozep dan otakku serasa mirip sebauh benda antik, rentan untuk pecah. Walaupun sebenarnya ada obat yang cukup mujarab sebagai penghantar tidur, setidaknya menurut aku yaitu fables. Dan aku pun sadar bahwa pekerjaan adalah prioritas utama setelah tanggungjawab sebagai bagian dari sebuah keluarga besar namun penguatan bathiniyah adalah sisi lain yang tak kalah penting. Bathin dan tanggungjawab adalah dua mata sisi uang yang tak terpisahkan.

Beberapa hari ini sedang mencerna karya terbaru Kate DiCamillo [2008]: Louise, the Adventures of a Chicken.
"She longed for adventure. So she left her home and ventured out into the wide world. The pleasures and perils she met proved plentiful: marauding pirates on the majestic seas, a ferocious lion under the bright lights of the big top, a mysterious stranger in an exotic and bustling bazaar. Yet in the face of such daunting danger, our heroine...”
Kate DiCamillo, dilahirkan di Philadelphia, besar di Florida dan sekarang tinggal di Minneapolis, Minnesota adalah salah seorang penulis cerita anak sejenis folktale fabel yang aku kagumi. Dari 10 buku yang dia tulis semuanya bagus, seru, imajinatif dan juga inspiratif. Babi, Ayam, harimau, kelinci dan tikus adalah hewan2 yang menjadi inspirasi baginya untuk membawa kita pada sebuah petualangan rohani.

Hewan [baca:ternak] adalah sahabat manusia disamping tumbuh-tumbuhan yang tak habis-habisnya terbunuh oleh waktu. Hewan dan tumbuhan didebatkan keberadaannya siang dan malam oleh sebagian besar orang dan tak ada satupun makhluk di bumi ini yang tak butuh keduanya. Hari ini Indonesia telah mampu berswasembada beras, tahun depan ditargetkan [menyusul] jagung. Tapi ternak, makhluk yang sehari2 menjadi sahabatku? Sapi, domba, ayam? Entahlah kapan kita mampu mencukupi kebutuhan bangsa ini secara swasembada?. Sebenarnya tentang prinsip-prinsip nutrisi kita bisa mencermati apa kata seorang ilmuwan:

"So basically influenced are we by the matter of food and drink that revolutions, peace, war, patriotism, international understanding, our daily life and the whole fabric of human social life are profoundly influenced by it-and what is the use of saying “peace, peace” when there is no peace below the diaphragm. This applies to nations as well as individuals-men refuse to work, soldiers refuse to fight, prima donnas refuse to sing, senators refuse to debate, and even presidents refuse to rule the country when they are hungry" [Lin Yutang, 1895-1976].

Aku penggemar berat folktales, bahkan mungkin sejak kecil, pada saat menjadi siswa SD sampai sekarang. Cerita dalam suatu fabel di setiap waktu dan setiap jaman selalu diwarnai suasana bathin saat itu. Analog dengan sebuah buku sejarah, antara phrasa satu dan lainnya tidak berdiri sendiri. Para pelakunya secara sosiologis mewakili keterkaitan antara dua komunitas bahkan kadang lebih dan tak selalu memiliki jarak budaya. Itulah kebebasan berpikir yang sebenarnya. Melintasi berbagai sekat dan dinding tebal. Sebuah fabel mungkin saja adalah sebuah ilusi dan utopis namun gemanya mampu meresap dihati sanubari pembacanya tanpa takut dan ragu dicap sebagai anti kebenaran dan tak selalu menyalahkan hal-hal yang mungkin tidak benar, sebagai pembelajaran dan retrospeksi.

Aku jarang menggunakan kebebasan bertindak walaupun aku sangat antusias dalam mewacanakan kebebasan berpikir. Jika aku senang dengan fabel yang mungkin cocok untuk anak2 berumur 9 – 12 tahun itu semata-semata karena ada saatnya belajar pada siapa pun tak peduli anak2, orangtua, bahkan pada seekor hewan sekalipun?. Dan tidak hanya itu, Kate DiCamello adalah sedikit dari makhluk bumi yang mau menjembatani berbagai spesies untuk saling berkomunikasi dan berinteraksi tanpa ragu dan bahkan kadang begitu jenaka. Berbagai petualangan yang membuat kita sedikit khawatir dan geram namun pada akhirnya membuat kita agak tenteram karena dunia ini ternyata banyak dihuni oleh makhluk2 sosial yang tidak peduli apapun nomenklaturnya.

Kamis, 13 November 2008

Seandainya aku bisa menengok ke belakang

Sebuah perjalanan selalu memiliki sebuah arti, seribu makna dan sejuta kenangan. Kadang kita tak menyadari arti sebuah perjalanan dan mampu memaknai kenangan-kenangan itu, sampai suatu saat kita menyadari dan ternyata tak ada lagi kesempatan untuk mengulanginya.

Sebuah perjalanan tak hanya sekedar menorehkan sebuah petunjuk atau sebuah arah kemana kita mesti melangkah. Sebuah perjalanan memberi kesempatan pada kita untuk tumbuh menjadi lebih dewasa, lebih sabar, dan lebih tawa’dhu.

Dan Sebuah perjalanan juga berarti seribu kekuatan, seribu petunjuk, dan seribu inspirasi. 78 tahun adalah sebuah perjalanan panjang. Banyak jalan dan lintasan yang telah kita lalui bersama-sama saat suka dan dalam duka, saat bersedih dan juga bergembira. Aku yakin sebenarnya masih ada perjalanan tersisa yang ingin kita lalui bersama.

Masih ada harapan dan impian yang ingin kita wujudkan. Namun Tuhan berkehendak lain. Aku pasti perlu waktu bahkan sekedar untuk memelihara semangat. Semoga dalam perjalanan tanpamu aku tetap mendapatkan, seribu kekuatan, seribu petunjuk dan seribu inspirasi.

Selamat jalan Pa, Selamat beristirahat! Berbahagialah bertemu kembali menemani kakak tercinta, adik tersayang dan saudara2 kita di surga. Gbu.

Minggu, 02 November 2008

PERBANDINGAN METODE PEMERAHAN MENGGUNAKAN TANGAN DAN MESIN TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS SUSU PADA SAPI PERAH FRIES HOLLAND

Dicky Permadi [J1O98085]


Penelitian mengenai perbandingan metode pemerahan menggunakan tangan dan mesin terhadap kuantitas dan kualitas susu sapi perah Fries Holland dilaksanakan di BPPT SP (Balai Pengembangan Perbibitan Sapi Perah) Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung. Penelitian dilakukan pada tanggal 1 April sampai 10 Mei 2003, yaitu selama 40 hari. Metode penelitian menggunakan analisis statistik Cross over Design. Berdasarkan hasil analisis statistik diperoleh behwa pengaruh metode pemerahan berbeda sangat nyata (p<0,01)>

Kata kunci : Metode pemerahan, Kuantitas susu, dan Kualitas susu

PENGARUH MUSIM TERHADAP PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FRIES HOLLAND

oleh: Sri Herawati [J1097044]


Penelitian yang merupakan kasus di BPPT Sapi Perah Cikole telah dilaksanakan sejak bulan Februari hingga bulan November 2002. Pengambilan data dimulai dari tanggal 7 Oktober sampai 7 November 2002. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan produksi susu sapi perah Fries Holland selama musim penghujan dan kemarau serta untuk mengetahui hubungan antara produksi susu dengan suhu, kelmbapan dan curah hujan. Data produksi susu diambil dari sapi perah Fries Holland laktasi selama lima tahun mulai Oktober 1996 sampai September 2001. Data suhu, kelembapan dan curah hujan diambil dari kurun waktu yang sama. Dat yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan metode uji satistik t student’s berpasangan dan anlisis regresi berganda.


Penelitian menunjukkan bahwa musim memberikan pengaruh nyata terhadap produksi susu. Produksi susu rata-rata bulan basah 1.558,96±872,92 kg sedangkan pada bulan kering adalah 1.402,15±887,48 kg. Adanya hubungan antaar produksi susu dan suhu, kelembapan dengan curah hujan. Hubungan tersebut mengikuti persamaan regresi: Y= 2.04-0,71x1-1,70x2-0,04x3

Kata kunci: Musim penghujan, Musim kemarau, Suhu, Kelembapan dan Curah Hujan.

PENGARUH UMUR BERANAK PERTAMA TERHADAP PRODUKSI SUSU SAPI PERAH FRIES HOLLAND (FH)

Oleh: Latifah Martini [J1O98021]


Penelitian mengenai “Pengaruh Umur Beranak Pertama Terhadap Produksi Susu Sapi Perah Fries Holland (FH)”, telah dilakukan di Balai Pengembanagn Pembibitan Sapi Perah (BPPT Sapi Perah) Cikole Lembang Bandung. Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh umur beranak pertama terhadap produksi susu, dan mengetahui umur optimum pada saat beranak pertama yang menghasilkan produksi susu yang tinggi pada laktasi pertama. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasy-experimental), dan pengambilan sampel dilakukan berdasarkan teknik penarikan sampel secara purposif. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh perlakuan dan lima ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur beranak pertama berpengaruh sangat nyata terhadap produksi susu. Umur beranak pertama dengan produksi susu laktasi apertama yang optimum, dicapai pada umur antara 26,01 – 28,00 bulan.

Kata kunci : Sapi perah Fries Holland (FH), Umur beranak Pertama, Produksi susu.

PENGARUH PENGGUNAAN LARUTAN DESINFEKTAN TERHADAP KEJADIAN MASTITIS PADA SAPI PERAH FRIES HOLLAND

Oleh: Jane Margareta S. [J1A99222]


Penelitian mengenai pengaruh penggunaan larutan desinfektan terhadap kejadian mastitis pada sapi perah Fries Holland telah dilaksanakan pada tanggal 7 Juli – 7 Agustus 2003 di BBPT Sapi Perah Cikole Lembang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan larutan desinfektan yang disemprotkan ke lantai kandang sapi perah Fries Holland dapat menurunkan kejadian mastitis. Penyemprotan dilakukan 3 bulan sebelum pengambilan sampel sampai penagmabilan sampel selesai.


Sampel diambil pada pemerahan sore hari sebanyak 6 kali dalam jangka waktu 30 hari terhadap 2 kelompok sapi (10 ekor) yaitu 5 ekor sapi yang lantai kandangnya disemprotkan larutan desinfektan dan 5 ekor sapi lainnya yang lantai kandangnya tidak disemprotkan larutan desinfektan. Pengambilan sampel tiap puting pada tiap ekor ternak sehingga diperoleh 240 sampel. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan larutan desinfektan yang disemprotkan ke lantai kandang perah Fries Holland berpengaruh nyata (P<0,05)> 1,153 menjadi 1,075 sd 0,2873 dan menurunkan rataan nilai perubahan warna susu sebesar 0,5084 atau 33% yaitu dari 1,5417 sd 0,757 menjadi 1,0333 sd 0,086.

Kata Kunci : Larutan desinfektan, Gumpalan Susu, Perubahan warna susu, dan Mastitis.